KAJIAN ESTETIKA SENI MURAL DALAM MENDORONG IDENTITAS BUDAYA DAN EKSPRESI KREATIF
KAJIAN ESTETIKA SENI MURAL DALAM MENDORONG IDENTITAS BUDAYA DAN EKSPRESI KREATIF
Seni mural, sebagai medium ekspresi visual yang meriah dan mudah diakses, telah menjadi pendorong utama dalam meresapnya identitas budaya dan ekspresi kreatif dalam berbagai masyarakat di seluruh dunia. Di balik setiap dinding yang dilukis dengan gambar-gambar yang mengagumkan, tersembunyi cerita-cerita yang memperkaya kisah budaya suatu daerah. Dari jalan-jalan berliku di kota metropolitan hingga gang-gang terpencil di desa-desa terpencil, seni mural menjadi simbol vitalitas budaya lokal dan alat untuk menghidupkan kembali tradisi-tradisi yang terancam dilupakan. Dalam konteks globalisasi yang semakin meluas, seni mural memberikan suara kepada komunitas-komunitas yang mungkin merasa terpinggirkan atau diabaikan, memperkuat rasa identitas mereka dan menegaskan keberadaan mereka dalam lanskap budaya yang terus berubah. Lebih dari sekadar hiasan dinding, seni mural seringkali menjadi panggung untuk menyuarakan aspirasi sosial, politik, dan lingkungan. Dengan melukis gambar-gambar yang menginspirasi dan memberdayakan, seniman mural mampu merangsang pemikiran kritis dan menggerakkan tindakan positif di tengah-tengah masyarakat. Mereka menghadirkan cermin bagi kehidupan sehari-hari, menciptakan ruang refleksi yang mendalam tentang nilai-nilai, impian, dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas mereka.
Topik 1 : Estetika Seni Mural
Literature Review Jurnal 1
Penulis : I Wayan Gede Budayana, I Putu Sinar Wijaya
Judul : KAJIAN ESTETIKA SENI MURAL KARYA “SLINAT” DI JALAN GAJAH MADA DENPASAR
Halaman : 1-9
Teori :
Estetika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang keindahan, penciptaan, apresiasi, dan kritik terhadap karya seni dalam konteks hubungannya dengan kegiatan manusia dan peran seni dalam perubahan dunia. Teori ini mencakup pemahaman tentang bagaimana manusia menciptakan dan mengapresiasi karya seni, serta bagaimana seni berperan dalam membentuk pemahaman dan pengalaman manusia terhadap dunia di sekitarnya (Ames, 2006). Dalam konteks penelitian ini, teori estetika digunakan untuk menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam karya seni mural, khususnya karya seni mural yang dihasilkan oleh seniman bernama Slinat. Estetika membantu dalam memahami bagaimana seniman menggunakan elemen visual, seperti bentuk, warna, garis, tekstur, dan komposisi, untuk menciptakan karya seni yang memiliki keindahan estetis serta makna filosofis yang mendalam.
Metode :
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda), atau kejadian yang dilakukan secara sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi langsung dengan individu yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap beberapa karya mural yang terdapat di sekitaran kawasan Denpasar, khususnya dua karya dari seniman yang dikenal dengan nama Slinat yang berlokasi di seputaran jalan Gajah Mada. Dalam melakukan observasi, peneliti juga mengambil dokumentasi berupa foto-foto untuk memperkuat analisis terhadap karya seni mural yang diamati. Dengan menggunakan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai estetis, pesan filosofis, serta konteks sosial budaya yang terkandung dalam karya seni mural tersebut.
Hasil :
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah Gajah Mada, khususnya kawasan heritage, masih mempertahankan bentuk-bentuk arsitektur klasik dan ornamen Bali di beberapa sudut bangunan. Di sepanjang jalan ini, terdapat visual-visual lain seperti papan nama, baliho, dan iklan-iklan dari produk yang ditawarkan oleh toko di sekitar kawasan tersebut. Di antara visual-visual periklanan tersebut, terdapat dua karya seni mural yang dibuat oleh seniman yang dikenal dengan nama Slinat. Hasil observasi terhadap karya mural tersebut menunjukkan bahwa pemilihan objek, teknik penggambaran, dan pemaknaan pesan yang disampaikan oleh seniman cukup menarik untuk dianalisis. Karya mural Slinat menampilkan ikonografi yang terinspirasi dari foto-foto Bali klasik, namun dengan pesan yang cukup provokatif terkait dengan kondisi masyarakat Bali hari ini. Melalui karya seninya, Slinat menghadirkan narasi visual yang kontradiktif, menggambarkan degradasi kebudayaan Bali dan lingkungan akibat dari perkembangan pariwisata dan modernisasi. Objek penari Janger yang digambarkan sedang menggunakan masker menjadi simbol dari perubahan dan degradasi yang terjadi dalam kehidupan dan budaya Bali.
Topik 2 : Pendidikan Seni Rupa melalui Seni Mural
Literature Review Jurnal 2
Penulis : Khairul Fahmi, Indar Sabri, Welly Suryandoko
Judul : SENI MURAL SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN SENI RUPA: MENDORONG KREATIVITAS DAN PENYAMPAIAN EKSPRESI SISWA
Halaman : 1-8
Teori :
Dalam konteks penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori pendidikan seni rupa. Teori ini menekankan pentingnya seni dalam pembelajaran dan pengembangan individu. Seni mural dipandang sebagai alat yang efektif dalam pendidikan seni rupa karena mampu merangsang kreativitas, ekspresi diri, dan pemahaman terhadap berbagai konsep seni. Konsep ini sejalan dengan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran, yang menekankan pada pembelajaran aktif, di mana siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan memiliki kontrol atas pembelajaran mereka sendiri (Susanto, 2002). Melalui seni mural, siswa tidak hanya belajar tentang teknik dan estetika seni, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, kritis, dan pemecahan masalah. Dengan demikian, teori pendidikan seni rupa menjadi landasan penting dalam memahami peran dan manfaat seni mural dalam konteks pendidikan.
Metode :
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam mendalami peran seni mural sebagai media pendidikan seni rupa. Pendekatan kualitatif dipilih karena lebih memungkinkan untuk mengeksplorasi secara mendalam fenomena yang kompleks dan bersifat subjektif, seperti persepsi siswa terhadap seni mural dan dampaknya terhadap kreativitas mereka. Data dikumpulkan melalui survei, wawancara, dan analisis karya seni mural yang dibuat oleh siswa. Survei digunakan untuk mengumpulkan data awal tentang minat siswa dalam seni rupa, persepsi mereka tentang estetika seni mural, dan dampak yang dirasakan oleh siswa setelah terpapar dengan seni mural. Selanjutnya, wawancara mendalam dilakukan dengan siswa, guru seni rupa, dan seniman yang terlibat dalam proyek seni mural. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang pengalaman dan perspektif mereka terhadap seni mural sebagai media pendidikan seni rupa. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode yang sesuai untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dampak seni mural dalam pendidikan seni rupa. Melalui pendekatan ini, peneliti berharap dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang peran seni mural dalam meningkatkan kreativitas siswa dan penyampaian ekspresi pribadi mereka dalam konteks pendidikan seni rupa.
Hasil :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seni mural memiliki dampak yang signifikan dalam pendidikan seni rupa, bukan hanya sebagai dekorasi fisik tetapi juga sebagai alat pendidikan yang membangkitkan kreativitas siswa dan memungkinkan mereka untuk menyampaikan ekspresi pribadi secara visual. Sejarah seni mural yang panjang menunjukkan bahwa tradisi melukis di dinding gua sejak zaman prasejarah hingga perkembangan seni mural modern telah memperkaya warisan budaya dan pendidikan seni rupa. Proses kreatif dalam pembuatan mural yang melibatkan siswa secara langsung menciptakan rasa kebersamaan dalam lingkungan sekolah dan memberikan pengalaman berharga dalam mengembangkan kreativitas. Seni mural juga memberikan nilai pendidikan penting seperti pengembangan kreativitas, ekspresi pribadi, pemahaman estetika, penyampaian pesan, dan pengembangan identitas sekolah. Dengan demikian, hasil penelitian ini menegaskan bahwa seni mural adalah alat yang efektif dalam memperkaya pengalaman belajar siswa dan memperkuat ikatan mereka dengan sekolah mereka, serta memberikan kontribusi yang berarti dalam konteks pendidikan seni rupa.
Topik 3 : Identitas Budaya Jawa dalam Seni Mura
Literature Review Jurnal 3
Penulis : Erna Zuni Astuti , Arni Ernawati * , Zainal Arifin
Judul : Identitas Budaya Jawa Pada Mural di Kampung Batik Kota Semarang
Halaman : 1-13
Teori :
Seni, termasuk seni mural, tidak hanya merupakan bentuk dekorasi visual, tetapi juga merupakan sarana komunikasi yang kuat dalam menyuarakan kritik sosial, politik, dan budaya. Dengan memanfaatkan ruang publik sebagai media ekspresi, seni mural memberikan platform bagi masyarakat untuk berbagi pandangan, mengungkapkan emosi, dan mengekspresikan identitas kolektif mereka (Dewi & Zaini, 2016). Teori ini juga menyoroti peran seni dalam membentuk identitas individu dan kelompok dalam suatu masyarakat. Melalui simbol dan simbolisme yang terkandung dalam seni mural, individu dan kelompok dapat mengekspresikan nilai-nilai, keyakinan, dan pengalaman yang menjadi bagian integral dari identitas mereka. Dengan demikian, seni mural tidak hanya menjadi medium ekspresi pribadi, tetapi juga menjadi cermin bagi identitas budaya suatu komunitas atau kota (Santoso, 2006). Selain itu, teori tentang sistem budaya juga relevan dalam konteks seni mural. Sistem budaya mengacu pada kumpulan simbol, makna, norma, dan sejarah yang membentuk identitas suatu kelompok atau masyarakat (Collier dalam Iskandar, 2004). Seni mural dapat dilihat sebagai bagian dari sistem budaya yang mencerminkan nilai-nilai, tradisi, dan pengalaman kolektif suatu komunitas. Dengan memahami sistem budaya yang melandasi seni mural, kita dapat menggali lebih dalam tentang makna dan signifikansi karya seni tersebut dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas.
Metode :
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menyajikan temuan analisis. Pendekatan ini memberikan gambaran komprehensif dan mendalam tentang kondisi aktual yang ada di lapangan. Tinjauan literatur dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, seperti jurnal, media cetak, internet, YouTube, dan televisi, yang mencakup wawancara dan dokumentasi tentang seni mural di Kampung Batik Semarang, serta interaksi langsung dengan pelestari dan aktor lokal, seperti Ignatisu Luwiyanto. Analisis identitas budaya Jawa yang direpresentasikan dalam seni mural di Kampung Batik Semarang menggunakan teori komunikasi visual. Komunikasi visual melibatkan penggunaan berbagai aspek grafis, estetika, dan kreativitas, seperti seni rupa, simbol, fotografi, ilustrasi, desain grafis, tipografi, dan lainnya, untuk menciptakan media komunikasi yang efektif. Michael Kroeger mendefinisikan komunikasi visual sebagai latihan dalam teori dan konsep melalui penggunaan warna, bentuk, garis, dan penjajaran dalam visual. Melalui simbol-simbol yang dapat dirasakan oleh penerima melalui indera penglihatan, komunikasi visual dapat menyampaikan pesan secara efektif. Metode ini memungkinkan peneliti untuk menggali makna dan signifikansi seni mural sebagai representasi dari identitas budaya Jawa dalam konteks Kampung Batik Semarang.
Hasil :
Hasil dari karya seni mural di Kampung Batik Kota Semarang menunjukkan bahwa seni mural memiliki peran yang signifikan dalam menyampaikan identitas budaya Jawa. Melalui mural ini, masyarakat dapat mengungkapkan harapan, gagasan, dan kritik mereka dengan cara yang kreatif dan efektif. Mural tidak hanya menjadi karya seni visual yang indah untuk dinikmati secara estetis, tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan dan makna yang mendalam. Dengan menggunakan seni mural, masyarakat dapat mengekspresikan identitas budaya mereka dengan cara yang unik dan menarik. Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan mural juga dapat memperkuat rasa kepemilikan terhadap karya seni tersebut serta memperkuat ikatan antara individu atau kelompok dengan identitas budaya mereka. Oleh karena itu, hasil dari karya seni mural ini tidak hanya mencerminkan identitas budaya Jawa, tetapi juga memperkaya pengalaman visual dan budaya bagi masyarakat yang terlibat.
Kesimpulan :
Tinjauan literatur dari tiga jurnal mengungkapkan peran penting seni mural dalam menggerakkan identitas budaya dan ekspresi kreatif. Seni mural bukan sekadar hiasan dinding, tetapi juga medium yang memuat nilai-nilai estetis dan filosofis yang mendalam. Dalam pendidikan seni rupa, seni mural merangsang kreativitas siswa dan memberikan pengalaman belajar berharga. Selain itu, seni mural juga menjadi sarana penting dalam menyampaikan identitas budaya suatu komunitas atau kota. Melalui simbol dan simbolisme, seni mural memungkinkan masyarakat untuk mengungkapkan nilai-nilai dan pengalaman mereka dengan cara yang kreatif dan efektif. Dengan demikian, seni mural menjadi alat yang kuat dalam memperkaya kisah budaya suatu daerah dan menghidupkan kembali tradisi-tradisi yang terancam dilupakan.
Daftar Pustaka
Astuti, E. Z., Ernawati, A., & Arifin, Z. (2023). Identitas Budaya Jawa Pada Mural di Kampung Batik Kota Semarang. Jurnal Riset Komunikasi, 6(1), 80-92.
Budayana, W. G., & Wijaya, P. S. (2020, March). Kajian Estetika Seni Mural Karya “Slinat” di Jalan Gajah Mada Denpasar. In SENADA (Seminar Nasional Manajemen, Desain dan Aplikasi Bisnis Teknologi) (Vol. 3, pp. 403-411).
Fahmi, K. (2024). Seni Mural Sebagai Media Pendidikan Seni Rupa: Mendorong Kreativitas dan Penyampaian Ekspresi Siswa. JURNAL ILMU PENDIDIKAN (JURIP), 3(1), 13-20.
Komentar
Posting Komentar